DiscoAbsurdo
Kali ini gw mau mereview sebuah band yang memiliki nama cukup unik, yaitu DiscoAbsurdo.
DiscoAbsurdo adalah sebuah band eksperimental yang mengambil synthesizer dan keyboard sebagai element utama dalam bermusik. Band ini terdiri dari duo Christopher Morris a.k.a. Uncle Mo dan Benjamin Olson a.k.a Auto Dichotomy.
Selain nama yang unik, ternyata proses penciptaan musik mereka pun tergolong unik, hal ini disebabkan karena mereka tinggal di 2 negara yang berbeda, si Olson tinggal di New York Amerika sedangkan si Morris tinggal di Norfolk Inggris. Yang mana proses penciptaan musik mereka bermula dari Morris yang membuat track dengan keyboard dan drum loop, yang kemudian filenya dikirimkan via email kepada Olson, lalu kemudian Olson membuat vokal diatas track itu.
Walaupun mereka tinggal berjauhan, ternyata situasi ini tidak menghentikan mereka untuk bekerja sama dalam membuat musik, setidaknya dalam 1 tahun terakhir, hal ini dibuktikan dengan 7 lagu dalam album debut EP mereka yang berjudul DeathbeforeDiscoAbsurdo, dan beberapa single lain.
Secara pribadi gw suka dengan musik DiscoAbsurdo, karena mereka banyak menggunakan dark string, selain itu sampling bunyi-bunyiannya cukup kaya suara, ditambah pilihan crash yang oke menambah power pada setiap ketukannya, dan menjadi manis setelah diberi sedikit sentuhan noise.
Rekan sesama top listener di Last FM, Sarahandroid juga sempat berkomentar tentang musik mereka, “It feels like I’m listening to Joy Division in 21st century, kadang jiga New Order keur latihan d studio. haha.”
DiscoAbsurdo adalah sebuah band eksperimental yang mengambil synthesizer dan keyboard sebagai element utama dalam bermusik. Band ini terdiri dari duo Christopher Morris a.k.a. Uncle Mo dan Benjamin Olson a.k.a Auto Dichotomy.
Selain nama yang unik, ternyata proses penciptaan musik mereka pun tergolong unik, hal ini disebabkan karena mereka tinggal di 2 negara yang berbeda, si Olson tinggal di New York Amerika sedangkan si Morris tinggal di Norfolk Inggris. Yang mana proses penciptaan musik mereka bermula dari Morris yang membuat track dengan keyboard dan drum loop, yang kemudian filenya dikirimkan via email kepada Olson, lalu kemudian Olson membuat vokal diatas track itu.
Walaupun mereka tinggal berjauhan, ternyata situasi ini tidak menghentikan mereka untuk bekerja sama dalam membuat musik, setidaknya dalam 1 tahun terakhir, hal ini dibuktikan dengan 7 lagu dalam album debut EP mereka yang berjudul DeathbeforeDiscoAbsurdo, dan beberapa single lain.
Secara pribadi gw suka dengan musik DiscoAbsurdo, karena mereka banyak menggunakan dark string, selain itu sampling bunyi-bunyiannya cukup kaya suara, ditambah pilihan crash yang oke menambah power pada setiap ketukannya, dan menjadi manis setelah diberi sedikit sentuhan noise.
Rekan sesama top listener di Last FM, Sarahandroid juga sempat berkomentar tentang musik mereka, “It feels like I’m listening to Joy Division in 21st century, kadang jiga New Order keur latihan d studio. haha.”
cool review. semoga komen saya ga basi mengingat udh couple years ago ini review :D